1. Berpikir Holistik
Ketika seseorang menulis berita, ia dituntut untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai unsur-unsur berita. Ada satu saja unsur berita yang kurang, itu berarti informasi yang diberikan belum menyeluruh.
2.Berpikir Kreatif
Seringkali dalam satu peristiwa ada banyak media atau wartawan yang meliput. Agar berita yang diterbitkan tidak terkesan sama dengan media lain, seorang jurnalis perlu berpikir kreatif. Mencari sudut pandang (angle) tertentu yang unik.
3.Berpikir Kritis-Sintetis
Seorang jurnalis yang baik tidak mudah percaya begitu saja ucapan narasumber. Ia perlu melakukan validasi informasi, baik dengan melakukan cross-check pada narasumber lain, observasi, maupun dengan melakukan studi literatur.
4.Melatih Keingintahuan dan Empati
Tanpa keingintahuan, seseorang akan sulit menemukan potensi-potensi berita. Dan tanpa empati, berita yang ia tulis akan cenderung kurang “hidup”. Jurnalis yang baik memiliki keingintahuan tinggi pada setiap hal, dengan mencari tahu maka ia menemukan informasi-informasi baru yang bagus untuk diberitakan. Jurnalis yang empati, akan menemukan aspek-aspek kemanusiaan yang juga kuat untuk menciptakan berita yang menggugah.
5.Melatih Kepercayaan Diri
Seorang jurnalis bukanlah mata-mata atau “kuping-kuping” yang mencuri informasi dari jauh. Ia harus mendekat kepada sumber berita, mengamati dan bertanya. Untuk itu akan terasah kepercayaan diri dalam relasi sosialnya.
6.Membentuk Hubungan Baik
Tidak mungkin seorang jurnalis bisa memberitakan banyak peristiwa jika ia tidak punya banyak relasi. Ia bertemu dengan orang-orang baru, punya kenalan baru sebagai sumber berita sekaligus menjaga hubungan baik dengan sumber berita lain yang sudah ia kenal sebelumnya.
7.Bersikap Obyektif
Meski jurnalis berhubungan baik dengan sumber berita, ia tetap harus obyektif. Dalam arti pemberitaannya faktual, tidak melakukan pemutarbalikan fakta.
Post a Comment